Nama Ketua Hakim Jon Sarman Saragih menjadi perbincangan usai tampak menegur langsung sikap pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Ketua hakim yang mengadili kasus Teddy Minahasa atas keterlibatannya terhadap barang haram narkoba. Usai ditetapkan tersangka, Teddy Minahasa memakai tim kuasa hukum Hotman Paris.
Kasus yang cukup besar ini menjadi perhatian publik,Sementara itu, Jon Sarman Saragih selaku Ketua Hakim kerap menegur Hotman Paris dalam persidangan karena memancing keributan. Dia bahkan menilai Hotman telah melakukan perbuatan kampungan.
Jon Sarman Saragih, S.H., M.Hum adalah seorang hakim yang berasal dari Sirpang Sigodang, Sumatera Utara. Hakim Jon dilahirkan sejak 54 tahun lalu oleh seorang perempuan boru Sinaga dan ayahnya bermarga Saragih.
Lalu siapa Ketua Hakim Jon Sarman Saragih ?
Mengutip laman pn-jakartabarat.go.id, Ketua Hakim Jon Sarman Saragih menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat mulai 3 Januari 2023. Pria kelahiran Simalungun, 7 Maret 1965 ini memulai karier sebagai calon hakim Pengadilan Negeri Binjai pada 1 Desember 1992. Kemudian menjadi Staf Pengadilan Negeri Binjai pada 1 Desember 1992.
Lalu ia menjadi CPNS Staf Pengadilan Negeri Binjai 1 Mei 1994. Ia diangkat menjadi PNS Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Kabanjahe pada 24 April 1996.  Selanjutnya, ia menjabat sebagai Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Kisaran pada 28 Maret 2000
Enam tahun kemudian, ia menjabat sebagai Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Wates pada 6 September 2006. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Mataram pada 5 Januari 2010.
Kariernya berlanjut di Mataram, NTB. Ia menduduki sebagai Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Mataram pada 3 Januari 2011. Jon menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Temanggung pada 22 Februari 2013. Pada 2014, Jon menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang pada 28 November 2014.
Dua tahun kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tenggarong pada 30 November 2016. Jon menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Simalungun pada 18 September 2018.
Lalu ia menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada 19 Juni 2019. Setahun kemudian, ia menduduki posisi Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Pakam pada 19 Juni 2020.
Jon menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu pada 12 Juli 2021. Lulusan Magister Hukum ini menjabat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 3 Januari 2023.
Jon Sarman Saragih berasal dari Sirpang Sigodang Batu XX Kecamatan Pane Tongah Kabupaten Simalungun. Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara.
Hakim Jon pada awalnya adalah anak dari seorang petani dan kini kehidupannya berubah drastis sejak menjadi hakim dan kini menjadi Ketua Hakim di Kasus Teddy Minahasa.
Ia mengawali pendidikannya dengan mengejar gelar sarjana hukum dari Universitas Darma Agung. Kegigihannya untuk menjadi seorang hakim pun membuatnya kembali mengejar gelar magister di Universitas Sumatera Utara.
Ia telah menikah dengan seorang perempuan dari boru Sianipar dan sudah dikaruniai dua orang putri dan satu putra.
Putri pertama bernama Nancy N Saragih, kedua, Yuris V Saragih seorang lulusan Fakultas Kedokteran USU dan sudah bekerja.
Sedangkan anak yang ketiga bernama Daniel S Saragih. Dia adalah seorang lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude dengan gelar dokter yang baru saja diwisuda.
Perjalanan karier sampai menjadi seorang hakim pun tidak mudah. Kariernya di dunia hukum sudah malang melintang. Ia pertama kali masuk dunia perhakiman tahun 1992 ketika dirinya terdaftar sebagai Calon Hakim PN Binjai tahun 1992.
Selain itu, ia juga pernah berkarier di sejumlah pengadilan seperti PN Yogyakarta, Mataram, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, PN Simalungun dan dalam beberapa waktu ke depan akan dilantik menjadi Wakil Ketua PN Lubuk Pakam Kelas IA Khusus.
Hakim Jon juga pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan di Lubuk Paham dan Bengkulu hingga akhirnya diangkat sebagai Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat. dan kini Menjadi Ketua Hakim di kasus Teddy Minahasa.
Selama menjadi hakim, dia sempat mendapat perkara kepemilikan narkoba jenis heroin seberat 1,5 kg yang divonis hukuman seumur hidup di PN Mataram.
