Iklan

Indahnya Toleransi,Bangunan Mesjid dan Gereja Berdampingan Bentuk Toleransi dan Kerukunan

Potret Toleransi dan Kerukunan umat beragama di negara kita terlihat nyata dengan melihat masjid dan gereja yang berdiri berdampingan.

Dalam pemantauan Ebataknews.com kita dapat menemukan mesjid dan gereja yang berdampingan di beberapa wilayah di tanah air.

1. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral,Jakarta

Hampir seluruh rakyat Indonesia mengenal dua rumah ibadat ini, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Keduanya Mesjid dan Gereja ini berdiri saling berhadap-hadapan.

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral adalah dua rumah ibadah yang berdiri berdampingan di Jakarta. Keduanya sangat terkenal karena memiliki latar sejarah sekaligus simbol toleransi umat beragama yang paling menonjol.

Setiap Hari Raya Besar Keagamaan masing-masing, umat dari kedua rumpun agama samawi ini saling bergotong-royong mendukung dan menjaga keharmonisan.

Bahkan kedua pemeluk agama yang berbeda ini, saling mengucapkan Selamat Idul Fitri atau Selamat Natal dan memaafkan satu sama lain tanpa ada beban dan paksaan.

Nilai toleransi pun bisa dilihat dari sejarah berdirinya Masjid Istiqlal yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno.

Masjid terbesar se-Asia Tenggara itu dirancang oleh arsitek Frederich Silaban yang notabene seorang Kristen.

Toleransi keberagamaan juga kian kental dengan dibangunnya terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Terowongan Silaturahmi ini akan menjadi ikon kebhinekaan melengkapi tempat ibadah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Di samping sebagai ikon kebhinekaan, pembangunan terowongan ini berfungsi memudahkan akses jamaah antar bangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas.

2.Masjid Ar-Rahmat dan Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan),Jakarta

Keberdampingan Masjid Ar-Rahmat dan Gereja HKBP yang dibatasi hanya oleh jalan buntu berlokasi di Jalan Anggrek Cendrawasih, Slipi, Jakarta Barat.

Kedua tempat ibadah ini cukup megah di tengah perumahan penduduk dengan beberapa kali renovasi di masing-masing bangunan.

Disesuaikan dengan jumlah kebutuhan jamaah, masjid yang tadinya kecil kini berubah menjadi 2 lantai, dan gereja juga serupa. Keduanya Mesjid dan gereja ini dengan sukses berdiri tanpa terdengar adanya konflik.

3.Masjid Al Muqarrabien dan GMIST Mahanaim,Jakarta

Kedua rumah ibadah Mesjid dan Gereja yang berlokasi di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini dibangun berdampingan di sebuah halaman dengan jarak yang sangat dekat dan hanya dibatasi tembok setebal 6-7 meter dan tinggi 2 meter.

Historis pembangunan berawal dari kakak beradik beragama kristen dan islam yang melihat sulitnya membangun tempat ibadah dan kebutuhan yang tinggi akan hal itu.

Melalui sebidang tanah dari hasil waris ayahnya, kakak beradik itu kemudian meminta izin pembangunan Masjid dan Gereja kepada Perum Pelabuhan dan terciptalah tempat yang menjadi simbol kedamaian.

Gereja Masehi Injili Sanger Talaud (GMIST) Mahanaim berdiri sejak 1957. Setahun setelahnya, pada 1958 barulah Masjid Al Muqarrabien berdiri.

Meski tidak langsung seperti sekarang dengan bangunan permanen, sejak awal lokasi masjid memang bersebelahan dengan gereja.

Keeratan antaragama ini terlihat dari ditolaknya rencana relokasi pada 2012 karena lokasinya yang terkena pelebaran jalan menuju area pelabuhan.

4. Masjid Al-Istikharah dan HKBP Kernolong,Jakarta

Masjid Al-Istikharah sudah berdiri sejak tahun 1913 dan di tahun ini menginjak usia ke 108. Sementara itu, HKBP Kernolong berdiri pada 1919.

Keduanya berdiri dan terletak di Kernolong, Senen, Jakarta Pusat.
Selama lebih dari 100 tahun Masjid Al-Istikharah dan HKBP Kernolong menjadi rumah kecil keberagamaan bagi warga di sekitarnya.

Mereka saling bahu membahu membantu kepentingan masing-masing rumah ibadat tanpa memandang bulu. Untuk masjid, tempat yang tadinya hanya langgar sederhana kemudian disulap menjadi musala kecil dan berkembang sampai seperti saat ini.

Sedangkan berdirinya gereja secara belakangan karena inisiatif pemuda asal Tapanuli yang merantau ke Jakarta dan aktif di GKI Kwitang.

5. Masjid Bakhti dan GKPI, Pematangsiantar,Sumatera Utara

Kota Pematangsiantar masuk dalam kategori kota tertoleransi di Indonesia. Predikat ini wajar karena warga Pematangsiantar sudah sejak dahulu terkenal menjunjung tinggi toleransi.

Salah satunya ditunjukkan dengan berdirinya Masjid Bakhti dan Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Pematangsiantar yang berdampingan di Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba.

Tidak hanya umat Kristiani dan umat Muslim yang rukun dan toleran, hal serupa tampak juga bagi umat Konfucu, Budha, Hindu, Parmalim (Agama Suku Batak).

Warga setempat apapun agama dan kepercayaannya saling membaur dan menjalin kerukunan. Nilai-nilai toleransi dan Pancasila dapat kita rasakan jika berada di sana.

6. Masjid Al Hikmah dan GKJ Joyodiningratan, Solo,Jawa Tengah

Jawa Tengah termasuk Provinsi yang kental dengan nilai-nilai toleransi. Ada satu lokasi di Solo cukup menarik perhatian kita bahwa di sana ada simbol toleransi juga. Ini kita dapat temukan dengan rumah ibadat Masjid Al Hikmah yang berdampingan dengan GKJ Joyodiningratan.

Bangunan tersebut terletak di Jalan Gatot Subroto Nomor 222, Kratonan, Kecamatan Serengan. Umat di dua tempat ibadah Mesjid dan Gereja tersebut saling berkoordinasi setiap ada acara khusus dan peringatan hari besar keagamaan.

Indahnya Toleransi
Gereja Kristen Jawa Joyodiningratan, Solo. Gereja berdampingan dengan Masjid Al Hikmah dan satu alamat yaitu Jalan Gatot Subroto 222 Solo.

7.Masjid Agung Jami’ dan GPIB Immanuel Malang,Jawa Timur

Di pusat Kota Malang ada dua bangunan Mesjid dan Gereja yang bersejarah yakni Masjid Agung Jami’ dan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Immanuel. Kedua bangunan tersebut berdiri berdampingan sejak ratusan tahun lalu.

Masjid Agung Jami’ dibangun pada 1975, enam tahun sebelum berdirinya bangunan GPIB Immanuel. Keduanya menjadi bukti kalau warga setempat menjunjung tinggi toleransi.

8. Masjid Al Azhar dan Gereja Nazaret, Palangka Raya,Kalimantan Tengah

Toleransi antarumat beragama tercermin di kedua rumah ibadah Masjid dan Gereja di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Keduanya bahkan berada dalam satu tembok.

Masjid Al Azhar dan Gereja Nazaret tersebut merupakan dua rumah ibadah yang dibangun secara bersamaan pada tahun 1986 dengan letaknya yang berdampingan dan memiliki satu tembok yang menyatu sebagai sebagai simbol toleransi keberagaman antarumat beragama.

Tentunya masih cukup banyak mesjid dan gereja berdampingan kita temukan, dua rumah ibadat (bahkan lebih) berdiri berdampingan saling menjalin toleransi antar umat beragama. Kiranya nilai-nilai toleransi seperti ini terus berkembang di Negara kita.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari ebataknews.com. Mari bergabung di Page Facebook “ebataknews” dan https://youtube.com/@ebataknews.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini