<script async custom-element=”amp-auto-ads”
src=”https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js”>
</script>
Dua nama elite politik PDIP, Effendi Simbolon dan Budiman Sudjatmiko tak masuk dalam daftar calon anggota legislatif sementara (DCS) Pemilu 2024 yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Effendi Simbolon dan Budiman tak diusung PDIP sebagai calon legislator diketahui setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan DCS Anggota DPR RI pada Sabtu (19/8/2023).
Dalam DCS itu, terdapat 9.919 nama bakal calon anggota legislatif (caleg) DPR yang diusung 18 partai politik untuk bertarung di 84 daerah pemilihan (dapil),Jumat (18/8/2023).
Effendi Simbolon merupakan anggota DPR dari fraksi PDIP yang kini duduk di Komisi X. Namanya beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan karena menyatakan dukungan kepada bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Effendi secara implisit sempat menunjukkan dirinya mendukung capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Sedangkan Budiman sudah terang-terangan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. Sikap mereka jelas berseberangan dengan PDIP yang mengusung ganjar sebagai Capres.
Effendi merupakan legislator PDIP sejak 2004 dan terpilih secara berturut-turut. Pada 2004, ia terpilih lewat daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta 1 yang meliputi wilayah Jakarta Timur.
<amp-auto-ads type=”adsense”
data-ad-client=”ca-pub-8204589113192946″>
</amp-auto-ads>
Kemudian pada 2009 hingga 2019, ia terpilih secara beruntun lewat dapil DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Utara, Barat, dan Kepulauan Seribu. Pada periode ini, Effendi sempat menduduki Komisi I yang membidangi pertahanan dan informatika.
Belakangan, oleh fraksi PDIP, Effendi Simbolon dipindah ke Komisi X yang membidangi pendidikan, pemuda, dan olahraga. Ia dipindah tak lama setelah melayangkan kritik keras ke KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman soal isu retak hubungannya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Pada Pileg 2024, nama Effendi Simbolon tak terdaftar dalam DCS yang dirilis KPU. Beberapa waktu lalu, namanya sempat diisukan diganti oleh mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Sama halnya dengan Effendi, Budiman juga tak lagi dicalonkan partainya, PDIP pada Pileg mendatang. Budiman merupakan mantan legislator PDIP sejak 2009-2014. Ia sempat terpilih lewat dapil Jawa Tengah VIII meliputi Kabupaten Cilacap dan Banyumas.
Pada Pileg 2019, ia sempat kembali maju lewat dapil yang berbeda yakni, Jawa Timur VII meliputi Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan dan Magetan, namun tak terpilih.
Nama Budiman belakangan juga sempat menjadi sorotan usai menyatakan dukungan kepada Prabowo. Ia mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman atau disingkat Prabu.
Posisi Budiman juga terancam di partainya buntut deklarasi tersebut. PDIP memberikan dua opsi kepada Budiman; ia mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan.
Nasib Budiman di PDIP akan ditentukan hari ini lewat sanksi yang akan diumumkan Ketua DPP PDIP bidang Kehormatan partai, Komaruddin Watubun.
Sebaliknya mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) M Guntur Romli tercatat sebagai bakal caleg PDIP dari daerah pemilihan Jatim III.
Guntur Romli sebelumnya memutuskan untuk mengundurkan diri usai kunjungan Prabowo Subianto ke kantor PSI beberapa waktu lalu. Pengunduran diri Guntur pada waktu itu sempat mengagetkan publik karena sepak terjangnya yang memang sering berdebat dengan kubu Prabowo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari ebataknews.com. Mari bergabung di Page Facebook “ebataknews” dan https://youtube.com/@ebataknews