Iklan

Pemerhati Pariwisata Danau Toba : Selamat Hari Pariwisata Dunia ,DSP Danau Toba yang Tercoreng?

Hari Pariwisata Dunia diperingati setiap tanggal 27 September ,pada tahun ini Hari Pariwisata Dunia ( World Tourism Day) ke-43 Tahun 2023 yang dilaksanakan di Riyadh,Arab Saudi oleh United Nation World Tourism and Organization (UNWTO).Selamat hari Pariwisata Dunia,juga Selamat Pariwisata Danau Toba dan Indonesia.

Peringatan Hari Pariwisata Dunia tidak bergaung di Indonesia,apalagi di Kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas ,bisa dikatakan hampir tidak ada dibuat pergelaran atau Events Nasional dan Internasional untuk memperingati Hari Pariwisata Dunia di Danau Toba.

Hari Pariwisata Dunia menjadi hari penting dalam memperingati Spirit Industri Pariwisata di Dunia, Pariwisata adalah industri yang terbesar di dunia sebagai salah satu industri penting dalam menaikkan pendapatan suatu Negara,Tentunya kita mengharapkan dan membantu Pemerintah untuk memajukan Industri Pariwisata di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah membuat 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) Pariwisata di Indonesia ,diantaranya ,Borubudur ,Danau Toba, Labuhan Bajo ,Mandalika dan Likupang.
Beberapah waktu yang lalu UNESCO Global Geoparks (UGGp) mengumumkan secara resmi di situsnya bahwa Kaldera Danau Toba mendapatkan Kartu Kuning sebagai peringatan atau perbaikan selama dua tahun kedepan pada Kaldera Danau Toba.jika tidak ada perbaikan maka Status Geopark Kaldera Danau Toba yang diberikan oleh UGGp akan di cabut.

Awalnya UNESCO menilai Kaldera Toba memiliki kaitan Geologis dan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati, karena hal inilah uang membuat Negara Anggota UNESCO mendukung Kaldera Toba untuk dilestarikan dan dilindungi sebagai bagian dari UNESCO Gobal Geoparks.UGGp memberikan kesempatan dan sekaligus tanggung jawab bagi Indonesia,khususnya bagi masyarakat yang berada di Kawasan Kaldera Toba

UGGp dalam keterkaitannya pada lokal dan regional stakeholder diantaranya adalah Pariwisata. Tentunya tidak lepas  peran serta dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO).

Jika melihat data Badan Pusat Statistik ( BPS) kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Utara dari 14,195 orang dan hanya meningkat tipis menjadi 15.119 orang pada Februari 2023.

Nama Besar Danau Toba dengan Kaldera Tobanya di pertaruhkan di kancah Internasional dengan berikan Kartu kuning oleh UGGp menjadi” Cambuk” untuk berbenah dan memperbaiki sesuai tujuan dari UGGp.

Penetapan Kaldera Toba sekaligus mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan dikawasan Danau Toba melalui pengembangan Geopariwisata yang berkelanjutan,terbuka untuk promosi budaya,Pariwisata,Produk lokal serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

Pengembangan dan pembangunan Pariwisata Danau Toba di rencanakan sebagai Pariwisata kelas Dunia dan sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas yang dimajukan dengan membangun berbagai sarana fasilitas dengan mensupport dana terfantastis Triliunan dibandingkan dengan DSP lainnya,agar Pariwisata Danau Toba mampu bersaing di dunia Internasional.

Tentunya di samping Pembangunan Infrastruktur banyak hal yang ingin dibangun agar terwujud Danau Toba sebagai Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia.

Selama ini banyak para tokoh berbicara di forum-forum diskusi Pariwisata untuk pembangunan Pariwisata Danau Toba diantara para Pejabat,Tokoh Politik,Pengusaha,Konsultan pajak,Hukum dan sebagainya, Istilah “The Right Man In The Right Place “ sebaiknya terus di jalankan bukan “The Right Man In The Right Palace”.

Namun sangat disayangkan para tokoh tersebut bukan kapasitasnya berbicara Pariwisata karena mereka bukan bidangnya dari Akademisi Pariwisata atau dari Tenaga Ahli Pariwisata.

Tentunya sah-sah saja mereka berbicara pembangunan Pariwisata akan tetapi dari Akademisi Pariwisata wajib disertakan sebagai Narasumber Utama bukan sebagai peserta atau sebagai pembawa acara (Moderator).

Disayangkan selama ini banyak Forum diskusi Pariwisata Danau Toba tidak ada satupun dari Akademisi Pariwisata, ada pula Forum Diskusi Pariwisata Danau Toba, Akademisi Pariwisata itu hanya sebagai pembawa acara bahkan sebagai peserta bukan sebagai Narasumber.

Beberapah kali saya diajak untuk hadir di diskusi Pariwisata Danau Toba ,kemudian saya lihat semua Narasumbernya tidak ada satu orang pun dari Akademisi Pariwisata.Tentunya saya tolak dan saya katakan “apakah diskusi perihal Pertanian harus disertakan dari Akademisi Pertanian” ?

Kedepannya saya berharap pada Pemerintah agar Pariwisata Danau Toba mempunyai konsep yang jelas dan para Akademisi Pariwisata untuk selalu dilibatkan dalam pembangunan Pariwisata Danau Toba kedepannya.

Harapan dan Gagasan sebagai berikut :

1.Akademisi Pariwisata Sebagai Tenaga Ahli Profesi

Para Akademisi Pariwisata sebaiknya diperbanyak untuk ditempatkan di Pemerintahan Pusat dan daerah di Kantor Dinas Pariwisata dan di utamakan untuk Kepala-Kepala Dinas Pariwisata dari Akademisi Pariwisata.

2.Tahun Kunjungan Indonesia di semua Destinasi Super Prioritas

Dibuatnya Tahun kunjungan wisata untuk Semua Destinasi Super Prioritas misalnya: “Lake Toba Visit Indonesia Year 2024″

2 .Promosi dan Marketing

Tentunya Pariwisata tanpa Promosi dan Marketing yang Profesional tidak akan mampu bersaing di dunia Pariwisata mengingat Ketatnya Persaingan Dunia pariwisata agar dilakukan secara wajib dan berkelanjutan dengan menggandeng Pelaku Pariwisata Nasional dan Internasional.

3 .Hotel Chain Internasional di Kawasan Danau Toba.

Mereka para Pemilik dan Pelaku Hotel Chain Internasional tentunya tidak diragukan lagi untuk mendatangkan Wisatawan dari Luar Negeri. Misalnya : Group Accor seperti Hotel Ibis, Mercure dan group Hotel Lainnya.

Saya pribadi sampai hari ini bertanya dalam hati mengapa sampai sekarang tidak ada di bangun Hotel Chain Internasional di Danau Toba?

4.Kearifan Lokal.

Dengan menggalakkan kembali “Kearifan lokal” sebagai Pelestarian Budaya Batak maka Budaya Batak tidak akan tergerus oleh Zaman modernisasi. membuat event-event Nasional dan Internasional juga menjaga dan melestarikan Situs-situs sejarah yg di sakralkan Bangso Batak agar semakin Berkharisma.

5 .Sumber Daya Manusia.

Menggalakkan Pelatihan dan diskusi dari para Narasumber Akademisi Pariwisata untuk Meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang handal secara berkelanjutan sebagai pelaku Pariwisata.

Penulis

Ricardo Hutabarat S.par

Pemerhati Pariwisata Danau Toba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini