Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo hadir dalam kampanye akbar yang digelar di Alun-alun Wates, Kulon Progo. Dalam kampanye Ganjar Pranowo menyinggung sejumlah hal.
Di antara kampanye Ganjar membahas mengenai kiprahnya dalam pembentukan UU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kemudian, Ganjar juga mengomentari soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap menguntit dia.
Selain itu, dalam kampanye Ganjar juga menerangkan bakal membahas kiprahnya sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dua periode dalam debat terakhir nanti.
Berikut empat (4) hal yang disinggung dalam kampanye Ganjar Pranowo di Wates Kulon Progo,Minggu (28/1/2024).
1. Cerita Kiprahnya di Balik Pembentukan UU Keistimewaan DIY
Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan 2009-2013 tersebut sempat membahas dukungannya dalam lahirnya UU Keistimewaan Yogyakarta.
“Saya punya pengalaman tentang Jogja, ketika hampir belasan tahun UU Keistimewaan tidak pernah selesai, rasanya memang menunggu kawan-kawan yang punya komitmen, saya diberikan amanah kepada sebagai Ketua Panja, dan kita bisa menyelesaikan Keistimewaan Jogja,” ujar Ganjar saat berorasi di depan massa pendukung Ganjar-Mahfud di Alun-alun Wates, Minggu (28/1/2024) sore.
Seperti diketahui, Ganjar terlibat langsung dalam pembahasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY saat menjabat sebagai anggota DPR RI.
Pada orasi kampanye Ganjar menyebut jika warga di DIY semuanya istimewa.”Maka hari ini saya melihat warga Jogja termasuk warga di sekitarnya yang hari ini berkumpul di Kulon Progo di Wates, panjenengan semuanya istimewa,” ucapnya.
2. Respons Jokowi yang Dianggap Ikuti Dirinya
Dalam kampanye itu, Ganjar juga menanggapi isu bahwa dirinya dikuntit oleh Presiden Jokowi ketika melakukan safari ke daerah. Menurut dia, hal itu tidaklah benar.
Seperti diketahui, Ganjar Pranowo mempunyai agenda kampanye di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Minggu (28/1/2024). Kampanye ini sudah terjadwal sejak beberapa hari sebelumnya.
Di sisi lain, di waktu yang hampir bersamaan, Presiden Joko Widodo juga sedang ada sejumlah agenda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Diketahui Jokowi beraktivitas di Sleman pada Sabtu (27/1/2024) sore. Jokowi
kemudian gowes bareng Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Minggu (28/1/2024) pagi. Selanjutnya Jokowi bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Keraton Jogja.
Nggaklah masak dikuntit. Kalau Pak Presiden, menteri-menteri, datang ke tempat lain ya itu dalam rangka melaksanakan tugas, saya sih nggak. Apalagi merasa dikuntitin. Nggak,” kata Ganjar menjawab pertanyaan wartawan.
Pak Jokowi itu friend sama saya. Dulu kami bareng, kami bersama, kami satu partai, nggaklah. Jangan-jangan beliau dateng malah menguatkan saya kan,” ucapnya.
3. Bakal Cerita Pengalaman 10 Tahun Jadi Gubernur di Debat Terakhir
Debat terakhir calon presiden bakal dihelat pada 4 Februari mendatang. Ganjar berkata, dia akan bercerita soal pengalamannya bekerja sebagai gubernur Jateng dua periode.
“Insyaallah sudah siap, besok kan cerita kesra, cerita pendidikan kalau tidak salah, mungkin kami akan bercerita tentang pengalaman 10 tahun menjadi Gubernur, sehingga ada evidence, ada bukti, basis bukti yang bisa kita berikan kepada masyarakat sehingga konseptualisasinya ada, praktiknya ada, sehingga itu akan memberikan bukti untuk meyakinkan publik,” kata Ganjar.
Ganjar menegaskan, cara yang ia pakai untuk memberikan bukti bahwa dia tidak sekadar beretorika tanpa bukti jelas. Diharapkan, cara yang ia tempuh bisa membuat rakyat Indonesia tahu tentang kiprahnya sebagai kepala daerah selama ini.
“Kita tidak hanya sekadar bicara. Kita bisa menyampaikan itu dan semuanya mesti jelas sehingga rakyat bisa melihat,” ucapnya.
4. Soal Salam 4 Jari
Ganjar lalu membahas mengenai narasi ‘salam 4 jari’ di media sosial. Disebutkan narasi itu mengajak publik memilih antara pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Ganjar merespons dengan menjelaskan, dirinya baru tahu mengenai simbol empat jari yang dinarasikan sebagai kekuatan politik baru melawan politik dinasti. Dia menanggapinya dengan melempar pertanyaan bernada candaan.
“Emang ada empat jari? Itu itu kalau tambah dua ada enam jari ya?,” ujar Ganjar seraya tertawa, Minggu (28/1/2024).
Emang ada empat jari? Itu itu kalau tambah dua ada enam jari ya?,” kata Ganjar seraya tertawa, Minggu (28/1/2024).Ganjar pun belum berani berkomentar lebih jauh jika kemunculan ini terkait dengan kemungkinan pihaknya koalisi dengan paslon nomor urut 1, Anies-Cak Imin.
“Belum saya. Kita tunggu dulu. Kan Pemilunya masih 14 Februari. Baru setelah itu kita akan bicara. Ya kita nggak akan tergesa-gesa,” ucapnya.Ganjar kemudian berbicara soal ekspresi dan kemauan rakyat.
Usai Kampanye Ganjar ,ia menyebut bahwa ada semangat-semangat dari masyarakat itulah demokrasi, itulah ekspresi, maka saya orang yang yakin siapa pun kekuatan di sini tidak akan bisa menghambat apa yang dimau oleh rakyat,” katanya.